Buku ini memberi gambaran tetang Falsafah hidup Adak Sampulonrua meliputi falsafah tau, falsafah pangngadakkang, falsafah sulapa appa’, dan falsafah sirik napacce. Falsafah tersebut mewujud dalam kreatifitas kehidupan sehari-hari masyarakat muslim Buluttana yang meliputi empat segmen kehidupan sosial masyarakat yang berorientasi pada pattumbu tau (pengembangan sumber daya manusia), patumbu katalassang (pengembangan sumber daya alam), tumalla’lanngi (pemerintahan) khususnya dalam membuka perkampungan (pa’bangungang balla), dan tummoterang ripamasena (berpulang ke rahmatullah) yang bermakna pembinaan moral keagamaan. Pattumbu tau terdiri atas ritual upacara pa’buntingan atau pesta pernikahan, appakaddo (appassili), attompolo yakni proses pemberian nama atau sering juga disebut aqiqah dalam Islam serta upacara ammole yang digelar di balla lompoa lingkungan Butta Toa Buluttana.
Nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Adak Sampulonrua antara lain meliputi, Falsafah tau. Falsafah pangadakkang, Falsafah appak sulapa’, Falsafah siri na pacce. Falsafat ini mengandung nilai harga diri, harkat dan martabat, serta rasa solidaritas atau kesetiakawanan masyarakat muslim Buluttana. Integrasi antara falsafah adat dengan ajaran Islam menggambarkan dua corak keislaman bagi masyarakat muslim Buluttana; Pertama Islam Parewa syara’ yaitu muslim yang mengadaptasikan nilai-nilai ritual Adak Sampulorua ke dalam ajaran Islam. Kedua adalah Islam Pangngadakkang yaitu muslim yag berupaya memasukkan napas-napas keislaman, baik ke dalam acara ritual adat maupun kedalam falsafah adat.

Bibliografi : halaman 147-152.